Selamat Datang di blog I Made Crisna Dwipayana

Terima kasi telah mengunjungi blog penginoe is dead

Senin, 15 Agustus 2011

catatan


Sila ke 2: Kemanusiaan Yang ADIL dan BERADAB


saya sudah pikirkan masak2 sblm saya beropini. saya tahu betul isu Gaza ini hangat di Indonesia krn ada bumbu agama. Tibet dijajah secara brutal oleh Cina mana ada orng Indonesia peduli? tragedi genosida Tianan Men, apa kita peduli? di Indonesia penganut aliran Ahmadiyah dan Fa Lun Gong dibasmi dgn membabi buta atas dasar yg tdk jelas (bahkan Gus Dur pun mengecam) apa ada yg peduli?

bagi saya, rasa kemanusiaan yg sejati itu seharusnya adil, tanpa memandang SARA, tanpa pilih kasih. Yg saya lihat bangsa Indonesia masih menempatkan rasa kemanusiaannya berdasarkan faktor agama dan itu membuat saya miris. padahal jelas-jelas yg kita perjuangkan adalah rasa kemanusiaan, bukan rasa keagamaan. sesama warga di Indonesia masih saling mangsa antar suku/ras/etnis/agama dan kita seakan tutup mata.

analogi real-nya begini, suatu hari rumahmu dan rumah tetanggamu terbakar disaat yg bersamaan, apa yg pertama kamu lakukan? ga usah sok jagoan dan bilang 'saya akan selamatkan kedua rumah tsb'. kita bukan superman, kekuatan kita terbatas, selagi kita hidup, bekerja dan mungkin nanti mati di Indonesia, kenapa tidak kita gunakan energi kita utk mewujudkan Indonesia yg merdeka terlebih dulu, merdeka dr kemiskinan, kebodohan, korupsi, terorisme, fanatisme sempit dan penyeragaman moral. mungkin kamu tidak sadar krn terlalu mengikuti 'dunia luar' dan nyaman berada di safety zone. kini sadarlah, Indonesia saat ini sedang 'terbakar' hebat dan perlu seluruh bantuan tenaga dan pemikiran warga negaranya untuk memadamkan api sebelum kita semua mati hangus terbakar!

Sastra Is Dead!

Sebagai seniman saya merasa kebebasan berexpresi saya hendak dilucuti, diturunkan tuk kemudian disamaratakan dengan intelektualitas 'mereka' agar 'mereka' bisa mengerti apa yg saya katakan/lakukan. Dan saya katakan: persetan! Mereka ingin saya memakai bahasa yang mudah dimengerti, ingin agar saya menafikan seni sastra dan mengatakan semuanya dengan literal. Lalu apa bedanya saya dengan seniman-seniman generik plastik yang merajai Indonesia saat ini? Kalian ingin saya menjadi seperti mereka?

Jika kalian tidak mengerti/sepenuhnya paham dengan apa yang saya tulis/katakan (di status FB, twitter, dll), GUNAKAN nalar & imaji mu untuk mengolahnya, atau kasarnya PAKAI OTAK! Tuhan memberi manusia otak untuk digunakan berpikir memecahkan sesuatu yang manusia tidak mengerti, otak bukan cuma untuk meminta. Jika tidak mengerti bahasa Inggris, buka kamus/internet. Perluas wawasan, perbanyak membaca.  Jangan manja lalu congkak meminta semuanya itu harus jelas ini A ini B. Ini dunia SENI, dunia yang indah karena misteri dan teka-teki nya, bukan bisnis supermarket yg semua kontrak hitam diatas putih-nya harus jelas.

Apa kalian pikir Chairil Anwar, Soe Hok Gie, WS Rendra dll HARUS menyertakan salinan maksud dari setiap puisi yang mereka tulis? Dimana HORMAT kalian untuk seni sastra?

Saya tidak pernah takut jika kalian tidak suka dengan apa yang saya tulis saat ini, silakan pergi dan kutuk saya. Yang jelas, saya tidak akan pernah mau merendahkan inteletualitas diri saya demi memuaskan nalar pemalas idiot nan manja kalian!

Tato Sama Dengan Drugs?


Anda tidak bisa menyamakannya karena efek tato dan narkoba itu berbeda. Drugs salah dimata hukum karena, selain tidak baik untuk kesehatan fisik/mental, ia bisa menyebabkan ketergantungan, dan jika sudah menjadi junkie, kecenderungan seseorang berbuat kriminal akan semakin tinggi. Karena itulah drugs salah dimata hukum.

Tato tidak salah dimata hukum karena, simpel saja:

1. tato tidak merugikan kesehatan fisik/mental (contoh: tidak ada orang gila/mati karena tato)
2. tato tidak menyebabkan tidak kriminal (contoh: tidak ada orang membunuh karena ingin punya tato)

Yang terjadi justru, orang bertato sering menjadi korban diskriminasi (korban persepsi)

Jika anda melihat tato dan drugs itu sama, mungkin anda menilainya dari aspek agama, dan saya bisa memakluminya.
Saya cuma berharap masyarakat yg bertato dan yg tidak bertato bisa SALING menghargai.

Yang bertato tidak semuanya jahat.
Yang tidak bertato juga tidak semuanya baik.
Demikian juga sebaliknya. Berpikirlah diluar kotak. Jangan pernah menilai buku dari sampulnya saja.

Terima Kasih.

Kenapa Bukan Sex Bebas?

manusia2 fanatik sempit yg merasa 'lebih suci' daripada orang lain juga membahayakan masa depan, khususnya pluralisme di Indonesia. sifat2 fanatik sempit tsb rentan menimbulkan perang saudara dan penghilangan hak-hak hidup kaum minoritas. saya tdk membicarakan "agama" nya tapi "sikap fanatik berlebihan" umatnya (dari SEMUA agama) bisa kamu bedakan tidak?

jika kamu menuduh saya menjelek2an agama tertentu, saya bisa menuntutmu krn memfitnah saya, jd tlg hati2 dlm berbicara.

alasan lain kenapa saya lbh tertarik membahas masalah fanatisme sempit beragama adalah: sudah ada ratusan band di Indonesia teriak2 ttg korupsi dll tapi tidak ada yg berani berbicara masalah fanatisme sempit yg juga memiliki daya bunuh yg sama dgn korupsi. bukannya kami tidak peduli dgn korupsi, kami hanya ingin masalah fanatisme sempit juga ada yg meneriakkan. khusus ttg pornoaksi dan sex bebas kami tdk mau terlalu menghakimi karena itu adalah hak individu seseorang, jika berani berbuat ya berani bertanggung jawab, ini bukan tentang salah dan benar karena standar 'moral' seseorang tidak bisa kita pukul rata dan diseragamkan. SID sendiri melawan UU Pornografi karena bagi kami itu adalah gerakan penyeragaman moral yg berkiblat ke budaya negara lain yg monokultural sehingga tidak layak diterapkan di Indonesia yg multikultural.


Saya vs Agama?

 harapan untuk Indonesia yg lebih baik tidak akan runtuh oleh pedang dan teriakan fanatik sekumpulan binatang yg memanfaatkan agama sebagai perisai kebodohannya.

cara berpikir anda tipikal Indonesia sekali, sensitif dan paranoid. sebelum berargumen tlg bedakan dulu definisi menyerang 'agama' dan menyerang 'oknum yg memanfaatkan agama' karena kedua hal tsb memiliki arti yg sangat berbeda. yg saya lakukan disini adalah point kedua. saya tdk menyudutkan Islam atau agama apapun, tapi yg saya serang adalah sifat fanatik berlebihan pihak-pihak yg memanfaatkan agama utk membenarkan tindakannya untuk mengancam hak hidup orang lain. jika saya bilang saya tidak menghargai apa yg [contohnya] FPI dan teroris lakukan di Indonesia apakah itu otomatis saya berarti anti Islam? apakah semudah itu menghakimi seseorang? yang saya tahu Islam [dan semua agama lain] itu mengajarkan kesejukan dan mengasihi semua umat manusia dan Gus Dur adalah pahlawan saya.

Kartini vs Pemikiran Jaman Batu

Mungkin kamu belum sadar kalau 'standar kesepakatan moral' yg ada dalam masyarakat kita adalah buah pikir manusia yg lahir sejak dimulainya peradaban manusia. Dan karena jaman dulu -di era kekerasan- otot lebih dihormati daripada otak, maka kaum pria lah berkuasa dan memiliki hak untuk membuat standar 'moral' demi kepentingan kaumnya [pria] sendiri. Contohnya standar moral yg diciptakan utk melindungi kepentingan laki-laki: Wanita tidak boleh menjadi pemimpin, wanita harus tunduk kepada suami, perempuan tidak perlu berpendidikan tinggi, laki-laki boleh menikahi lebih dari satu istri. Ada banyak lagi standar 'pembodohan' yg tercipta di jaman batu dan masih dipaksa diberlakukan di era yg seharusnya lebih mementingkan daya pikir ketimbang otot dan kekerasan ini. Namun sekarang apakah kamu masih hidup di jaman batu? Apakah anda lebih mementingan otot dibanding otak? Karena bagi saya, setiap manusia itu SETARA dimata Tuhan, entah dia pria atau wanita. Dan jika seorang perempuan memilili kemampuan berpikir yg lebih cerdas, apa salahnya dia memimpin? Kalau anda tidak mau dipimpin oleh wanita berarti anda masih memiliki cara berpikir tipikal manusia jaman batu yg mendewakan kebodohan. Saya malu ada Outsider yg berpikiran kolot seperti anda. Lebih baik berhenti menjadi Outsider. Anda masih terbelakang dan perlu banyak belajar.

Puisi

Hujan pertama bulan ini sungguh mencemaskanku
Air melindas tonggak sepenggalah tenda
Dan wajah yang kurang tidur
Sia-sia membenamkan kaki dalam lumpur
Meregang menarik tali tenda tak bisa
Anak-anak berteriak, anak-anak menjerit
Menandingi hujan yang sama kerasnya
Aku berteriak, Tuhan jangan tinggalkan aku
Didalam hujan deru meniadakan air mata
Meludah darah laki-laki separuh baya
Menggigil tak tahu harus bagaimana
Karena mengapa tak tersisa
Dilindas tangis anak berpuluh-puluh
Beratus-ratus beribu-ribu
Menunggu Tuhan mengulurkan kasih-Nya

Indonesia-ku yang Fanatik & Bangga


"Tolong hentikan cara2 berpikir model sinetron yg penuh drama dan konflik nan tak penting. kami bukan tim sepak bola. Fanatisme berlebihan akan membunuh kalian semua. Wake up!"

0 komentar:

Posting Komentar